Sarung Hijau dan Kenangannya

Senin, 22 Juni 2015 0 komentar
Entah apa yang saya pikirkan ketika melihat sarung nenek ini. Seingat saya, waktu itu berumur 6 tahun, kelas 1 SD tahun 1989. Nenek sering membongkar lemari, mengeluarkan seluruh pakaian yang ada di dalamnya, kemudian melipat dan merapikannya ulang.

Saya melihat sarung hijau tua dengan benang-benang emas ujungnya. Kagum melihatnya, kemudian saya mengelus-elus kain itu dengan sayang, dan berkata kepada nenek.

Sarung yang Berubah Menjadi Rok


“Nek, nanti kalau saya sudah besar, minta’ka ini sarungta’ nah” kata saya kepada nenek, meminta sarungnya untuk diwariskan ke saya.
“iya nak, ambilmi, kalau kamu sudah besar” kata nenek memberikan sarungnya ketika saya besar nanti.

Belasan tahun kemudian, kala itu, saya masih kuliah di medio tahun 2005, saya meminta lagi kain tersebut kepada nenek. Senang rasanya. Nenek memberikan ke saya. Hingga kini, saya menjaganya. Dan akan terus menjaganya, kemudian kelak akan saya wariskan ke anak perempuan saya nanti.
Kain itu, sekarang sudah berubah menjadi rok dengan potongan sederhana, karena kain yang berupa sarung itu, tidak bisa dibentuk sesuai model tertentu.

Sampai sekarang, saya tidak menyangka, jika di kepala anak umur 6 tahun sudah bisa menilai bagus tidaknya sebuah kain dan akan membuat rok jika besar nanti. Kenangan manis ini akan tetap saya simpan.

0 komentar:

Posting Komentar